Selasa, 29 Juni 2010

12 Nasehat Kepada Ukhti Muslimah

1. Jauhilah olehmu banyak bicara (yang tidak bermanfaat) dan jagalah lisanmu.

Sesungguhnya Allah berfirman:

"Tiada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia." (An-Nisa':114)

Ketahuilah bahwa di sana ada orang yang menghisab pembicaraanmu dan menghitungnya atasmu.

Ringkaslah pembicaranmu, dan bicaralah sebatas maksud dan tujuanmu!


2. Bacalah Al-Qur'an Al-Karim, dan berusahalah agar ia menjadi wirid harianmu, juga berusahalah untuk menghafalkannya Sesuai dengan kemampuanmu, agar engkau memperoleh pahala yang besar kelak di hari kiamat.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amir Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallahu 'Alaihi wa Sallam beliau bersabda:

"Kelak (di hari kiamat) akan dikatakan kepada pembaca al-qur'an, bacalah, pelan-pelanlah dan tartilah (dalam membacanya) sebagaimana kamu mentartilkannya ketika di dunia, sesungguhnya tempat dan kedudukanmu ada pada akhir ayat yang kamu baca." (Hadits Shahih, Tirmidzi, 1329)

3. Tidak baik jika kamu membicarakan semua pembicaraan yang telah kamu dengar, sebab yang demikian itu memberi peluang kepadamu untuk jatuh dalam lubang kebohongan.

Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu meiwayatkan, sesungguhnya Nabi Shallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:"Cukuplah seorang dianggap sebagai pembohong, jika dia membicarakan semua apa yang telah didengarnya." (Muslim dalam Mukaddimahnya, hadits No:5)

4. Jauhilah sifat sombong dan bangga diri dengan sesuatu yang bukan milikmu karena untuk pamer dan menyombongkan diri di depan manusia.

Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu 'Anha bahwa ada seorang perempuan yang berkata: wahai Rasulullah, aku katakan bahwa suamiku telah memberiku sesuatu yang tidak pernah diberikan kepadaku. Kemudian Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

"Orang yang merasa kenyang dengan sesuatu yang tidak diberikan kepadanya sebagaimana orang yang memakai pakaian kepalsuan." (Muttafaq Alaih)

5. Sesungguhnya dzikir kepada Allah memiliki pengaruh yang agung bagi kehidupan ruh, jiwa, badan, dan sosial seorang muslim.

Oleh karena itu wahai ukhti muslimah berusahalah berdzikir kepada Allah dalam setiap saat dan keadaan, sesungguhnya Allah telah memuji hamba-hamba-Nya yang ikhlas kepada-Nya, firman-Nya:

"Yaitu orang-orang yang mengingat (dzikir) Allah sambil berdiri, atau duduk atau dalam keadaan berbaring." (Ali Imran:191)

6. Jika engkau hendak berbicara janganlah engkau agung-agungkan, jangan engkau fasih-fasihkan, dan jangan pula engkau buat-buat, sebab yang demikian itu adalah sifat yang dibenci oleh Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam

Beliau bersabda:

"Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya kelak di hari kiamat ialah mereka yang suka bicara (yang tidak berfaedah), dan yang suka mengada-adakan pembicaraannya, dan para Mutafaihiqun (orang yang mengagung-agungkan pembicaraan bohong)". (Hadits Shahih diriwayatkan oleh Tirmidzi, 1642)

7. Hendaklah engkau berteladan kepada Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam , yang senantiasa lebih banyak diam dan berfikir, tidak memperbanyak tertawa apalagi berlebih-lebihan di dalamnya.

Jika kamu berbicara, maka batasilah pembicaraanmu hanya yang baik-baik saja, jika kamu tidak bisa maka diam itu lebih baik bagimu. Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia mengatakan yang baik atau lebih baik diam." (Bukhari)

8. Janganlah sekali-kali memutus pembicaraan orang lain atau membantahnya atau menampakkan pelecehan terhadapnya,tetapi jadilah pendengar yang baik yang mendengarkan pembicaraan orang lain dengan sopan (sebagai tanda budi baikmu), dan jika engkau terpaksa membantah ucapan mereka bantahlah dengan cara yang lebih baik (untuk menampakkan kepribadianmu).

9. Waspadalah sepenuhnya dengan sikap mengejek dan merendahkan dialek pembicaraan orang lain, seperti terhadap orang yang kurang lancar bicaranya atau terhadap mereka yang berbicara dengan tersendat-sendat.

Allah berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka yang mengolok-olok, dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita (yang diolok-olokkan) lebih baik dari wanita (mengolok-olok)." (Al-Hujurat:11)

10. Jika engkau mendengar bacaan Al-Qur'an al-Karim, maka hentikan pembicaraanmu apapun masalah yang sedang engkau bicarakan, karena menghormati terhadap kalamullah,

dan untuk mengindah perintah-Nya yang mana Dia telah berfirman:
"Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan baik (tenang) agar kamu mendapat rahmat." (Al-'Araf:204)

11. Senantiasa menimbang kata-kata (ucapanmu) sebelum diucapkan oleh lisanmu, dan berusahlah agar kalimat yang terucap oleh lisanmu adalah kalimat yang baik dan menyejukkan tetap dalam kerangka jalan kebaikan, jauh dari keburukan dan sesutau yang menghantarkan kepada murka Allah. Sesungguhnya kata-kata itu memiliki tanggung jawab yang besar, sudah berapa banyak kata-kata yang memasukkan pengucapnya ke dalam surga, sebaliknya sudah berapa banyak kata-kata yang menenggelamkan pengucapnya ke lembah Jahannam.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu dari Nabi Shallahu 'Alaihi wa Sallam beliau bersabda: "Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan sebuah pembicaraan yang mengandung ridla Allah, seakan-akan manusia tidak peduli dengannya maka Allah akan mengangkatnya dengannya beberapa derajat, dan seorang hamba berbicara dengan
suatu yang dimurkai Allah, seakan-akan manusia tidak peduli dengannya maka Allah menceburkannya karenanya ke dalam lembah Jahannam." (HR. Bukhari,6478)

12. Pergunakanlah lisanmu untuk beramar ma'ruf dan nahyu munkar serta untuk berdakwah kepada kebaikan, karena lisan adalah nikmat Allah yang agung yang telah dikaruniakan kepadamu.

Allah berfirman:

"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia." (An-Nisa':114)

"Nasehat kepada para Muslimah" (Bagian Satu), 'Abdul 'Aziz al-Muqbil.(voa-islam)



di copas dari :
http://dakwahkampus.com/konsultasi/tanya-jawab-mahasiswi/475.html

pasti

Pasti Gemilang Jejak ku

Saat lulus SMA, saya mendaftar ke dua perguruan tinggi negeri. Saya diterima di statistika IPB melalui jalur USMI IPB dan geografi UI melalui jalur SIMAK UI, tapi karena berbagai pertimbangan, saya memutuskan untuk memilih statistika IPB. Departemen statistika adalah mayor pilihan pertama saya pada saat mendaftar USMI IPB. Saya menempatkan mayor statistika pada pilihan pertama, karena saya merasa tertarik dengan bidang ilmu yang diajarkan. Ketertarikan saya pada bidang statitika karena beberapa alasan, diantaranya : 1) pada mayor statistika lebih banyak menganalisis data dan merupakan pengkhususan dari bidang matematika, yang pada saat masih SD, SMP, dan SMA saya menyukai mata pelajaran matematika, 2) dahulunya departemen statistika IPB merupakan departemen statistika terbaik se-Asia Tenggara, walau kini sudah tidak menyandang predikat tersebut, tapi saya ingin menjadi bagian dari mahasiswa statistika IPB yang nantinya akan membangkitkan kembali reputasi statistika IPB.

Hal yang saya kemukakan di atas adalah pikiran saya ketika lulus SMA.

Realita yang terjadi di Indonesia saat ini, banyak orang yang mendewakan jabatan dan kekuasaan. Akan tetapi ketika jabatan berhasil diraih, tidak banyak dari mereka yang menjalankan tugas dan kewajibannya dengan tulus dan atas dasar nasionalisme, tidak sedikit juga dari mereka yang menyalahgunakan wewenangnya, bahkan sampai pada tindak korupsi. Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya tindak korupsi, diantara banyak penyebab saya tertarik pada salah satunya, yaitu pengelolaan keuangan yang kurang transparan dan kurang ketatnya pengawasan lembaga pemerintahan dalam mengawasi jalannya aliran uang pemerintahan, yang dapat memberi peluang para pejabat baik tingkat rendah hingga pejabat tinggi untuk melakukan tindak korupsi.

Motivasi saya kini berubah. Saya, sebagai generasi muda, sangat berkeinginan turut berpartisipasi untuk berkontribusi dalam membersihkan Negara ini dari para koruptor, dengan ikut mewujudkan tata kelola keuangan Negara yang akuntabel dan transparan, serta ikut mengawasi jalannya aliran uang, oleh karenanya saya membutuhkan ilmu pengetahuan, beberapa diantaranya menguasai teknik pengumpulan, pengolahan, dan analisis data. Keinginan tersebut dapat diwujudkan dengan bekerja di lembaga – lembaga pemerintahan, tapi saya harus menguasai kemampuan dasar statistika, sehingga saya memilih mayor statistika sebagai jurusan saya, yang berada pada fakultas MIPA.

Selain kebutuhan akan dasar statistika, saya juga membutuhkan beberapa ilmu pendukung, diantaranya ilmu manajemen, sehingga saya memutuskan untuk mengambil minor manajemen.

Tingkat pertama masa perkuliahan sudah saya lewati, tersisa tiga tingkat yang harus saya jalani. Terselesaikannya empat tingkat perkuliahan, berakhir juga masa perkuliahan saya dan saya akan diwisuda menjadi sarjana statistika dengan minor manajemen. Rencana lima tahun setelah saya lulus di antaranya: 1) tahun pertama setelah lulus, saya akan mencari beasiswa S2 di dalam atau keluar negeri tapi prioritas saya ke Jerman, apabila ada kendala, saya akan mencari pekerjaan lebih dulu; 2) tahun kedua saatnya saya menikmati pekerjaan, di tahun ini saya berharap dapat mengikuti tes CPNS; 3) tahun ketiga, saya harus memiliki usaha sampingan di luar pekerjaan tetap saya, yang akan dikelola keluarga; 4) tahun keempat, tahun penuh harapan, saya berharap penuh agar di tahun ini tabungan saya cukup untuk memberangkatkan ayah ke Tanah Suci, Mekah, dan saya juga berharap ada kemajuan pada bidang pekerjaan saya; 5) tahun kelima, saya harap ini tahun yang indah untuk dapat melangsungkan . Untuk tambahan, saya ingin bekerja di BPK atau Depkeu, tapi saya sulit mengkonsepkan ditahun berapa saya dapat mencapainya.

Dalam pengkonsepan rencana lima tahun tersebut, saya mengingat HR. Bukhari yang Rasulullah SAW bersabda, ” Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain ”. Hidup yang kita jalani hanya sementara, kita harus memanfaatkannya untuk mendapat ridho-Nya.

Rencana di atas dapat tercapai, apabila saya dapat meng- up grade diri secara kontinu. Waktu sudah terlewatkan kemarin saya tidak aktif mengikuti kegiatan kampus, tapi disisa waktu saya menjadi mahasiswa, saya niatkan untuk aktif mengikuti organisasi – organisasi dan kegiatan – kegiatan kampus.

Semua hal yang tertulis diatas, merupakan suatu rencana yang saya konsepkan. Semua hasil saya serahkan pada Allah yang maha menentukan, tanpa mengurangi semangat saya untuk kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas.


Eka Risna Rahmawati